Kemampuan Penyelesaian Masalah Sebagai Personal Ability Pada Remaja Dalam Mencegah Penyalahgunaan Napza

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Mutia Rahmah
Budi Anna Keliat
Ice Yulia Wardani

Abstract

Remaja merupakan masa peralihan dari periode anak-anak ke arah dewasa yang berada pada rentang usia 11-20 tahun. Perubahan-perubahan pada tahap usia remaja dapat memicu terjadinya stres dan mengarah pada perilaku berisiko seperti merokok, meminum minuman keras, dan penyalahgunaan zat. Kemampuan penyelesaian masalah menjadi personal ability yang harus dimiliki remaja untuk bisa beradaptasi dengan segala perubahan dan tantangan yang dihadapi agar keputusan penyelesaian masalah yang diambil adalah adaptif dan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kemampuan penyelesaian masalah dan penggunaan NAPZA pada remaja di sekolah menengah kejuruan swasta di kota Banjarbaru. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja di sekolah menengah kejuruan berjumlah 125 orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan systematic random sampling. Data dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar remaja berada pada kategori kemampuan penyelesaian masalah cukup dan semua remaja bersih dari penggunaan NAPZA. Tindakan pemberian terapi diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan penyelesaian masalah pada remaja agar mampu mempertahankan kondisi bersih dari penggunaan NAPZA.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
1.
Rahmah M, Keliat BA, Wardani IY. Kemampuan Penyelesaian Masalah Sebagai Personal Ability Pada Remaja Dalam Mencegah Penyalahgunaan Napza. jdk [Internet]. 2020 Mar. 30 [cited 2024 May 19];8(1):120-6. Available from: https://jdk.ulm.ac.id/index.php/jdk/article/view/496

References

  1. Santrock, J.W. (2007). Adolescence 7th ed.New York: The Mc Graw Hill companies.
  2. Stuart, G. W., Keliat B. A., & Pasaribu J. (2016). Principles and practice of psychiatric nursing 10th edition. Riverport Lane, St Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
  3. Hockenberry M. J., & Wilson D. (2015). Wong’s nursing care of infants and children. Ed. 10th. Mosby, Elsevier Inc.
  4. Malekoff, A. (2014). Group work with adolescents. (3rd ed.). New York: The Guilford Press.
  5. Garrison, W. & Felice, M. (2009). Adolescence. In Cary, Crocker, Coleman, Elias & Feldman (Eds). Developmental-Behavior al Pediatrics (4th ed.). Philadelphia: Saunders Elsevier.
  6. Das, J. K., Salam, R. A., Arshad, A., Finkelstein, Y., & Bhutta, Z. A. (2016). Interventions for adolescent substance abuse: an overview of systematic reviews. Journal of Adolescent Health, 59(2), S61–S75. https://doi.org/10.1016/j.jadohealth.2016.06.021
  7. Hawari, D. (2006). Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA (Narkotika, Alkohol & Zat Adiktif). Edisi kedua. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
  8. Rohaeti, L. S., Laksmi, N. M. D. P., Cristanti, S., Marthatilova, F., Ginting, E., Zulaidah, H. S., … Risvayanti, E. (2018). Petunjuk teknis penyelenggaraan posyandu remaja. (S. Khumaidah, Ed.). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
  9. Papalia D. E., Old S. W., & Feldman R. D. (2008). Human development (psikologi perkembangan). Jakarta: Kencana.
  10. Normanita R., Kurniawan K., & Nusantoro E. (2018). Meningkatkan interaksi sosial dengan teman sebaya melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik cinematherapy. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application, 7(3), 1-7. Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk/article/view/18416
  11. Ramadhan I, Keliat B. A., & Wardani I. (2018). Assertive training and family psychological education therapy on adolescents self-esteem in prevention of drug use in boarding school. International Journal of Advanced Nursing Studies, 7 (2): 17-20. doi: 10.14419/ijans.v7i1.8598
  12. Sukamti N, Keliat B. A., & Mustikasari. (2018). Coping skill training and family health education againts anxiety in prevention substance abuse in Indonesia. International Journal of Advanced Nursing Studies, 7 (2): 107-108. doi: 10.14419/ijans.v7i2.11345
  13. Sulityowati N, & Astuti K. (2008). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah sebagai upaya pencegahan penyalahgunaan Napza pada remaja. Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
  14. Sholihah Q. (2013). Efektivitas program p4gn terhadap pencegahan penyalahgunaan napza. Kemas, 9 (1): 153-159.
  15. Onrust S. A., Otten R., Lammers J., Smit F. (2016). School-based programmes to reduce and prevent substance use in different age groups: what works for whom? Systematic review and meta-regression analysis. Clinical Psychology Review, 44 : 45–59. http://dx.doi.org/10.1016/j.cpr.2015.11.002
  16. Katilmis, A., Eksi, H., & Öztürk, C. (2011). Efficiency of social studies integrated character education program. Educational Sciences: Theory & Practice, 11(2), 854-859.
  17. Taremian F, Yaghubi H, Pairavi H, Hosseini S. R., Zafar M., Moloodi R. (2018). Risk and protective factors for substance use among Iranian university students: a national study. Substance Abuse Treatment, Prevention, and Policy, 13 : 46. doi : https://doi.org/10.1186/s13011-018-0181-2
  18. Jahja Y. (2011). Psikologi perkembangan. Jakarta: Kencana.
  19. Manurung Y. S. (2016). Efektifitas Problem-Solving Therapy untuk meningkatkan psychological well-being remaja dari keluarga bercerai. Tesis. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
  20. Tama M. M. L. (2014). Efektivitas Problem Solving Therapy untuk mengurangi stres dan meningkatkan kemampuan problem solving pada wanita yang pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Tesis. Universitas Gunadarma.
  21. Pratitis, N. (2016). Efektivitas problem solving training untuk menurunkan stres perawatan pada family caregiver pasien paliatif. Jurnal Psikologi Indonesia, 5(3), 204–214.