Efektivitas Diafragmatic dan Pursed Lip Breathing Exercise Terhadap Frekuensi Nafas Pasien Asma

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Selvia Novitasari Selvia
Nopia Wati
Weti

Abstract

Background, bronchial asthma is a type of long-term or chronic disease of the respiratory tract characterized by inflammation and narrowing of the airways which causes shortness of breath or difficulty breathing. Apart from having difficulty breathing, people with asthma can also experience other symptoms such as chest pain, coughing and wheezing.


The purpose of this study was to determine the effectiveness of diaphragmatic and pursed lip breathing exercise on respiratory frequency in asthma patients in Public Health Center Jembatan Kecil Bengkulu City.


Methods. This type of research is a quantitative study using a Quasy Experiment design with a research design of two groups pre test and post test design. Samples in the study of asthma patients were taken from January-December 2020 and January-April 2021 in Public Health Center Jembatan Kecil Bengkulu City.


Results, from the results of statistical tests, it was found that the p-value before and after pursed lip breathing intervention was 0.001, which means that there was an effect on the frequency of breathing in asthmatic patients and the intervention before and after diaphragmatic breathing exercise was p value 0.002, meaning influence on the frequency of breath in asthma patients. Meanwhile, the average difference in frequency reduction in patients with asthma was the most effective diaphragmatic breathing exercise intervention with an average value of 2.750.


Conclusion, the most effective intervention between pursed lip breathing and diaphragmatic breathing exercise is the diaphragmatic breathing exercise intervention.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
1.
Selvia SN, Nopia Wati, Weti. Efektivitas Diafragmatic dan Pursed Lip Breathing Exercise Terhadap Frekuensi Nafas Pasien Asma. jdk [Internet]. 2022 Nov. 29 [cited 2024 May 9];10(3):341-8. Available from: https://jdk.ulm.ac.id/index.php/jdk/article/view/165

References

  1. Ade Baginda, Joko Sapto Pramono. Efektivitas Pursed Lip Breathing Dan Guided Imagery Terhadap Penurunan Gejala Asma Pada Klien Asma Di Wilayah Kerja Puskesmas Temindung Samarinda. (2019). Http;//Repository. Poltekkes-Kaltim.Ac.Id/Id/Eprint/178
  2. American Lung Association. (2015). Lung Disease. Diakses dari http://www.Lung.Org/Lung-Disease/COPD/In-Depth-Resources/-FactSheet.Html.
  3. Arif, M. (2012). Asuhan keperawatan dengan gangguan system pernapasan, jakarta : salemba medika.
  4. Azzam R, Saputra B, & Berniati. (2017). Keperawatan medikal bedah panduan praktik keperawatan. Jakarta : Universitas Muhammadiyah Jakarta Press.
  5. Beck E.R, Souhami R.L, Hanna M.G, & Holdright D.R. (2011). Tutorial diagnosis banding. Edisi keempat. Jakarta : Buku kedokteran EGC.
  6. Departemen kesehatan Republik Indonesia. (2012). Profil Kesehatan Tahun 2011. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
  7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2013). Laporan hasil riset kesehatan dasar indonesia Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
  8. Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. (2017). Profil kesehatan provinsi bengkulu. Bengkulu.
  9. Global Initiative For Chronic Obstructive Lung Disease. (2017). Global Treategy for the diagnosis management and prevention.of chronic obstructive pulmonary disease.GOLD.
  10. Grace A. P, & Borley R.N.(2011). Ata glace ilmu bedah edisi 3. Pt Gelora Aksara Pratama.
  11. Guyton & Hall. (2010). Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC.
  12. Hasniati. (2018). Penerapan metode bayesian network model untuk menghitung probabilitas penyakit sesak napas bayi. JURTI, Vol. 2 ISSN, 2579-8790. Dari Http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/inf/article/view/1415 diakses pada tanggal 15 januari 2020.
  13. Haris, Julhana & Ulfa,N.(2017) ‘Pengaruh guide imagery terhadap frekuensi pernapasan pada pasien asma di wilayah kerja puskesmas paruga kota bima tahun 2017’ Qualiti Jurnal Kesehatan. Vol.9 no.1. Dari https://www.poltekkesjakarta1.ac.id/ojs/index.php/adm/article/view/43 diakses pada tanggal 7 maret 2020.
  14. Hidayat, & Alimul. (2014). Metode penelitian kebidanan dan teknik analisa data. Salemba Medika : Jakarta.
  15. Huriah t & Ningtias D.W (2017). ‘Pengaruh active cycle of breathing technique terhadap peningkatan nilai VEP1, jumlah sputum, dan mobilisasi sangkar thoraks pasien PPOK’ Indonesian Journal Of Nursing Practices, Vol.1 no.2. Dari http://journal.umy.ac.id/index.php/ijnp/article/view/3437 diakses pada tanggal 23 desember 2019.
  16. Hurst, J. R., Elborn, J. S., & Soyza, A. De. (2015). COPD – bronchiectasis overlap syndrome, 310–313. Dari https://doi.org/10.1183/09031936.00170014 diakses pada tanggal 19 juli 2020.
  17. Idrus, I.S., Yunus, F., Andarini, S.L., & Setiawati, A. (2012). Perbandingan efek salbutamol dengan salbutamol yang diencerkan dengan NaCl 0,9% pada pasien dewasa dengan asma akut sedang di RS Persahabatan. Jurnal Respirologi Indonesia, 32 (3), 167–177. Dari http://arsip.jurnalrespirologi.org/wp-content/uploads/2012/11/jri-2012-32-3-167-77.pdf. diakses pada tanggal 20 juli 2020.
  18. Ikawati, Z. (2011). Penyakit sistem terapi dan tatalaksana terapinya. Yogyakarta : Bursa ilmu.
  19. Jackson, D. (2014). Keperawatan medikal bedah edisi 1. Yogyakarta : Rapha Pubisin.
  20. Kartikasari D, jenie I.M, &Primanda Y.(2019). ‘Latihan pernapasan diafragma Meningkatkan arus puncak ekspirasi (APE) dan Menurunkan frekuensi kekambuhan pasien asma’ Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol.22, No 1. Dari http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/691 diakses pada tanggal 18 desember 2019.
  21. Lutfiyati, H., Ikawati, Z., & Wiedyaningsih, C. (2014). Evaluasi terapi oral terhadap hasil terapi pasien asma. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, 4 (3), 193–199. Dari https://jurnal.ugm.ac.id/jmpf/article/view/29535. diakses pada tanggal 20 juli 2020.
  22. Lyndon. (2014). Visual nursing respiratorik. Jakarta : Binarupa Aksara
  23. Ma, X., Yue, Z., Gong, Z., et al. (2017). The Effect of Diaphragmatic Breathing on Attention , Negative Affect and Stress in Healthy Adults. Breathing Practice Promotes Mental Health, 8(June), 1–12. Dari https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.00874. diakses pada tanggal 20 juli 2020.
  24. Mayuni, A.A.I.D, Kamayani M.O & Puspita L.M (2015). Pengaruh diaphragmatic breathing exercise terhadap kapasitas vital paru pada pasien asma di wilayah kerja puskesmas iii denpasar utara. Coping ners journal. Vol.3, no.3. Dari https://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/download/13913/12284 diakses pada tanggal 25 juli 2020.
  25. Muttaqin, A. (2012). Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem pernapasan, Jakarta : Salemba Medika.
  26. Nacik (2018), Pemberian diafragmatic breathing exercise terhadap penurunan sesak nafas pada asuhan keperawatan dengan asma bronkhial di rsud empat lawang. Karya Tulis Ilmiah. Dari https://repository.poltekkespalembang.ac.id/files/original/a2d8d3761c3c4cf3ba55018d652ab654.pdf diakses pada tanggal 20 juli 2020.
  27. Nekada.C.D.Y & Judha M. (2019). Dampak frekuensi pernapasan predialis terhadap kram otot intradialisis di RSUD penambehan senapati bantul. Jurnal Keperawatan Indonesia,Vol. 22, No. 1. Dari http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/604 diakses pada tanggal 18 juli 2020.
  28. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan (Cetakan VI). Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta.
  29. Padila. (2012). Buku ajar: keperawatan medikal bedah. Jakarta: Nuha Medika.
  30. Pangestuti S.D, Murtaqib & Widayati N. (2015). Pengaruh Diaphragmatic Breathing Exercise terhadap Fungsi Pernapasan (RR dan APE) pada Lansia di UPT PSLU Kabupaten Jember. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.3 (no.1). Dari https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/2428 diakses pada tanggal 19 juli 2020.
  31. PDPI. (2011). PPOK (penyakit paru obstruktif kronik) diagnosis dan penatalaksanaan. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Jakarta, 8-10.
  32. Pyor & Webber. (2010). Physiotherapy For Respiratory And Cardiac Problems. London : Churchill Livingstone.
  33. Puskesmas Jembatan Kecil. (2020). Kota Bengkulu
  34. Riskesdas.(2013). Riset kesehatan dasar tahun 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diakses pada tanggal 09 januuari 2020 (www:http.depkes.go.od)
  35. Riyanto, A. (2011). Aplikasi metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: nuha medika, 102.
  36. Rosyadi Imron,Defriman Djafri, & Dally Rahman.(2019). Pengaruh Pemberian Pursed Lip-Breathing, Diaphragmatic Breathing, dan Upper Limb Stretching Terhadap Skala Dispnea pada Pasien PPOK’ Jurnal Keperawatan,Vol. 15, No. 2, Dari http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/view/287/204 diakses pada tanggal 19 juli 2020.
  37. Santi Dwi Pangestut, Murtaqib. Pengaruh Diaphragmatic Breathing Exercise terhadap Fungsi Pernapasan (RR dan APE) pada Lansia di UPT PSLU Kabupaten Jember. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.3 (no.1), Januari, 2015
  38. Santoso Shelfi D.R.P. (2018). ‘Pengaruh Diafragmatic breathing exercise kombinasi cold stimulation over the face terhadap persepsi Dyspnea respiratory rate dan peak ekspiratory flow rate pada klien PPOK di poli paru RSUD Jombang’.Skripsi. Dari http://repository.unair.ac.id/78012/2/TKP%2072_18%20San%20p.pdf diakses pada tanggal 19 juli 2020.
  39. Sari R.P & Fitrina Y. (2018). Efektifitas antara teknik pernafasan buteyko dengan diafhragmatic breathing exercise terhadap arus puncak ekspirasi (ape) pada pasien asma di wilayah kerja puskesmas tigo baleh bukit tinggi. Dari http://ejournal.stikesyarsi.ac.id/index.php/JAV1N1/article/view/162 diakses pada tanggal 16 juli 2020.
  40. Schwartzstein & Adams 2010, Skala kategori Borg termodifikasi.
  41. Sentana A.D, Mardiatun & Pandit D.(2018). Latihan pernafasan diafragma dalam mempengaruhi saturasi oksigen (spo2) pada pasien asma di ruang rawat inap rsud patut patuh patju gerung. Media Bina Ilmiah 877, Vol.13 No.2,
  42. Dari http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI/article/view/153/pdf diakses pada tanggal 15 juli 2020.
  43. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.
  44. Sisca A.A. (2013). Pengaruh diaphragmatic breathing exercise terhadap frekuensi serangan sesak nafas pada penderita asma di balai besar kesehatan paru masyarakat (bbkpm) surakarta. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013. Diakses dari http://eprints.ums.ac.id/26918/1/03.
  45. Somantri, I. (2012). Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
  46. World Health Organization (WHO). (2016). Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Diakses dari https://www.who.int/respiratory/copd/en/ pada 9 januari 2020.
  47. Yose Rizal. Pengaruh Pemberian Renang Dan Pursed Lip Breathing Untuk Mengurangi Sesak Nafas Pada Kondisi Asma Bronkial. (2018). Jurnal Ilmiah Fisioterapi (Jif) Volume 1 Nomor 01, Februari 2018
  48. Zamzam. (2012). Epidemiologi pasien dengan penyakit PPOK. Amerika.
  49. Zullies. (2016). Penatalaksanaan terapi penyakit sistem pernapasan. Jakarta : Bursa Ilmu.