Kegawat Daruratan dan Treatment Pasien Schizophrenia Dengan Perilaku Kekerasan Berulang : Study Case

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Hery Wibowo
Islamiyah
Adriesti Herdaetha
Debree Septiawan

Abstract

 Pendahuluan : Tingkat kejahatan yang dilakukan oleh pasien schizophrenia secara umum lebih rendah bila
dilakukan treatment dengan benar dan teratur. Tapi pasien dengan schizophrenia bisa sepuluh kali lebih
berkomitmen dalam melakukan pembunuhan dari pada populasi umum bila treatment pasien dengan masalah
psikiatri forensik tidak teratur, bahkan cenderung lebih sering melakukan perilaku kekerasan.
Tujuan dari kasus ini untuk menjelaskan keberlangsungan terapi dalam mengendalikan perilaku kekerasan.
Metode disajikan dengan menampilkan 5 kasus dengan perilaku kekerasan berulang yang dilakukan pasien
schizophrenia dengan observasi dan in-dept interview.
Hasil : Pada pemeriksaan semua pasien tidak mampu menceritakan kronologis penganiayaan dan perilaku
kekerasan secara konsisten, rinci dan runtut. Pada pemeriksaan status mentalis ditemukan bentuk fikir tidak
realistis, Isi pikir thought insertion, thought of being control, penilaian realita terganggu, Selama observasi
pelaku tidak menunjukkan adanya perilaku yang tidak wajar, jarang berinteraksi dengan pasien lain. Semua
kasus yang disajikan memiliki riwayat putus treatment 2-3 bulan sebelum terulangnya perilaku kekerasan
karena mayoritas kehilangan sosok care giver

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
1.
Hery Wibowo, Islamiyah, Herdaetha A, Septiawan D. Kegawat Daruratan dan Treatment Pasien Schizophrenia Dengan Perilaku Kekerasan Berulang : Study Case. jdk [Internet]. 2022 Nov. 29 [cited 2024 May 21];10(3):392-40. Available from: https://jdk.ulm.ac.id/index.php/jdk/article/view/142

References

  1. Jayani, D. H., 2019.persebaran-prevalensi-schizofreniapsikosis-di-indonesia. databooks. https://databoks.katadata.co.id.
  2. O’Reilly, K. et al., 2019. Moral cognition, the missing link between psychotic symptoms and acts of violence: a cross-sectional national forensic cohort study. BMC Psychiatry, https://doi.org/10.1186/s12888-019-2372-4(https://doi.org/10.1186/s12888-019-2372-4), p. 19:408..
  3. Gullati, F. S., L, L., Grann, G. J. & Geddes JR, G. m.-a. P., 2009. Schizophrenia and violence:a systematic review and meta-analysis.. PLoS Med, Volume e 1000120, p. 6(8).
  4. Giovanni, G. d. et al., 2019. European violence risk and mental disorders (EU-VIORMED): a multi-centre prospective cohort study protocol. BMC Psychiatry, 19:410(https://doi.org/10.1186/s12888-019-2379-x), p. 19:410.
  5. Kim, A. M., 2019. Crimes by people with schizophrenia in Korea: comparison with the general populatin. BMC psychiatry, 19(1), 1-6.(https://doi.org/10.1186/s12888-019-2355-5), p. 19(1).
  6. Sher, L. R. T., 2015. Prevention of homicidal behaviour in men with psychiatric disorders. World Federation of Societies of Biological Psychiatry (Wfsbp), Volume Prevention of h16(4), pp. 212-229.
  7. Bouchard, J. P., 2015. Preventing dangerous psychotic acting out. Soins. Psychiatrie, Volume 296, pp. 22-27.
  8. Cho, W. et al., 2019. Biological Aspects of Aggression and Violence in Schizophrenia. Clinical Psychopharmacology and Neuroscience, Korean College of Neuropsychopharmacology(https://doi.org/10.9758/cpn.2019.17.4.475), pp. 17(4):475-486.
  9. Hoptman, M. J. &. A. D., 2011. Neuroimaging correlates of aggression in schizophrenia: an update. Current opinion in psychiatry, Volume 24(2), p. 100.
  10. Volavka, J., 1999. The effects of clozapine on aggression and substance abuse in schizophrenic patients. J Clin Psychiatry, Volume 60, pp. Suppl 12:43-46.
  11. Pribadi, T. et al., 2020. Factors associated with internalized stigma for Indonesian individuals diagnosed with Schizophrenia in a community setting. Journal of Psychiatric and Mental Health, Issue doi: 10.1111/jpm.12611.